Ingin Menembus Awan, Takengon-lah Tempatnya!

13587836541940215344

Kota Takengon tertutup awan, yang terlihat hanya puncak pass Pantan Terong dan beberapa gunung lainnya (Foto: Mahya Yahdi)
Negeri di atas awan, itulah label yang diberikan untuk Takengon Kabupaten Aceh Tengah, sebuah kota yang terletak di ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut. Berabad-abad yang lalu, orang-orang dari pesisir Aceh menyebut wilayah Aceh Tengah sebagai nanggroe antara, karena dianggap sebagai kawasan yang terletak diantara langit dan bumi. Nama nanggroe antara terus melekat sampai hari ini.
Benarkah? Tentu, karena wilayah Aceh Tengah berada diketinggian antara 200 sampai 2.600 meter dari permukaan laut. Bahkan, sebelum memasuki kota Takengon, kita harus melalui sebuah kawasan yang bernama Bukit Menjangan (sekitar 7 Km menjelang kota Takengon) yang berada diketinggian sekitar 1.800 meter dari permukaan laut.
Sebagai wilayah yang berada diketinggian, cuaca di negeri penghasil kopi arabika itu bisa berubah dengan cepat. Dipagi hari, langit Takengon sering terlihat cerah dengan warna biru terang, tetapi menjelang siang, tiba-tiba langit berubah dengan awan hitam menggumpal-gumpal. Bahu gunung disekitar kota Takengon mulai ditutupi awan, jika dilihat dari ketinggian yang nampak hanya puncak gunung.
Seiring dengan itu, kawasan Bukit Menjangan sebagai pintu masuk menuju kota Takengon akan tertutup kabut sehingga para pengendara mobil/motor harus menyalakan lampu kabut. Jarak pandang sekitar 10 meter saat melewati ruas jalan nasional menuju ke arah kota Takengon. Walaupun permukaan jalannya mulus tetapi ruas jalan ini penuh dengan tikungan tajam dan patah. Kalau kurang hati-hati, sangat mungkin pengendara mobil akan terperosok kedalam jurang yang cukup dalam.

1358783798353957019

Puncak pass Pantan Terong, tempat memandang Kota Takengon dan Danau Laut Tawar dari ketinggian 2.000 meter dari permukaan laut.

Bagi warga Kabupaten Aceh Tengah, perjalanan menembus kabut (awan) merupakan hal yang biasa. Sebab, desa tempat mereka bermukim hampir setiap waktu tertutup kabut, seperti di Ratawali, Atu Lintang, Pantan Terong, dan Atu Gajah. Sebaliknya, bagi orang yang baru pertama sekali menembus kabut (awan) di wilayah Aceh Tengah akan mengakui bahwa mereka seperti berada di negeri khayangan karena yang terlihat hanya awan dan pepohonan dipinggir jalan.
Demikianlah kisah yang diungkapkan Ibu Diana (48) beberapa waktu saat berada di puncak pass Pantan Terong yang view-nya langsung bertumpu ke Danau Laut Tawar. Dia adalah seorang usahawan asal Jakarta yang baru pertama kali menginjakkan kaki di negeri antara. Kunjungannya ke Takengon dalam rangka mengikat kerjasama dalam bisnis kopi. “Saya tidak menduga jika ada negeri seindah Takengon, pantas diberi nama The Paradise Land!” pekik Ibu Diana saat berada di obyek wisata panorama Pantan Terong yang berada diketinggian 2.000 meter dari permukaan laut itu.

135878392269004547

Atraksi budaya pacuan kuda tradisional Gayo yang berlangsung tahun 2012, dan 18 Februari 2013 akan dilangsungkan kembali (Foto: Mahya Yahdi)

Sambil mengunyah pisang goreng yang ditemani secangkir kopi arabika gayo, Ibu Dian mengungkapkan kisah perjalanannya ketika menembus kabut. Saat itu, dia berpikir seperti sedang berada dalam pesawat. Pandangan yang terlihat dari kaca mobil hanya awan putih. Kalau hujan tentu ada air dikaca mobil, namun saat itu tidak terlihat air sedikitpun melekat di kaca mobil. Dia sempat bertanya kepada driver, “benarkah mobil ini sedang menuju ke Takengon?” ungkapnya sambil tertawa renyah.
Sebelumnya, kerabat dari Banda Aceh yang belum pernah ke Takengon sempat ingin berlama-lama ditengah kabut di lokasi wisata panorama Pantan Terong itu. Mereka ingin menikmati berada didalam awan karena di Banda Aceh tidak pernah bisa merasakan berada didalam awan. Sampai akhirnya mereka minta pulang karena menggigil kedinginan ditengah suhu udara yang mencapai 16 derajat Celcius. “Awan ini rupanya yang menyebabkan Aceh Tengah disebut sebagai negeri antara,” kata Wak Mar sambil melangkah kedalam mobil.

13587840721726310865

Pesawat yang menerbangkan penumpang dari Bandara Polonia Medan ke Rembele Airstripe

Bagi mereka yang ingin merasakan sensasi berada didalam awan, maka Kabupaten Aceh Tengah menjadi tempat yang tepat untuk dikunjungi. Lebih-lebih saat ini jadwal penerbangan dari Medan ke wilayah Aceh Tengah melalui Rembele Airstripe sudah empat kali seminggu. Tentu saja, masalah transportasi bukan lagi menjadi halangan menuju negeri di atas awan, negeri antara.
Uniknya, setelah berdingin-dingin didalam awan, kita bisa menghangatkan tubuh dengan berendam dalam kolam air panas Simpang Balik, Kabupaten Bener Meriah, sekitar 20 Km dari Takengon. Mumpung dalam suasana Visit Aceh Year 2013, tentu kunjungan ke wilayah tengah Provinsi Aceh sekaligus berkesempatan menyaksikan berbagai atraksi budaya, antara lain pacuan kuda yang akan diselenggarakan pada tanggal 18 Februari 2013 dalam rangka HUT Kota Takengon.

sumber: http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/01/21/ingin-menembus-awan-takengon-lah-tempatnya-526726.html

Kost Khusus Wanita / Cewek di Banda Aceh

Opening Soon

Alamat Jalan T. Nyak Arief 333B Rawa Sakti Jeulingke Banda Aceh
Lokasi yang strategis di pusat kota, nyaman, aman, dan bersih.

Rumah Kost masih baru 3 lantai. dengan fasilitas lengkap.

Fasilitas Kost:
- Kamar ukuran 3 x 3 meter
- Kamar mandi Share
- Tempat tidur + Kasur + bantal + gorden kamar
- Memiliki Ruang tamu...
- Pada Ruang tamu terdapat sofa + TV 32" setiap lantainya
- Tempat parkir motor/mobil
- Free Air + Listrik + gas...
- Terdapat Dapur umum lantai dasar
- Bangunan masih gress/ baru

Harga Sewa Kost
Rp. 350.000/bulan/kamar untuk 1 orang


Untuk info lebih lanjut dan lebih jelas...
bisa menghubungi
(Bobby) 085297667117

Foto - Memandikan Kuda di Pinggir Danau Laut Tawar

Written By mus de oranje on 20 Januari 2013 | 23:32


TAKENGON - Aceh Tengah dikenal sebagai penghasil kuda Gayo. Kuda tersebut bukan untuk menarik pedati atau tunggangan wisata, melainkan untuk membajak sawah. Selain untuk membajak, kuda yang terbaik biasanya dipakai untuk pacuan.
Masyarakat dataran tinggi Gayo memang "gila" pacuan kuda. Pacuan kuda di Takengon lebih menyerupai pacuan kuda ala koboi yang biasa terlihat dalam film-film laga.
Sama-sama liar, keahlian joki didapat alami dan tanpa aturan detail. Hanya saja, jika para koboi masih memakai pelana dan beseragam keren, joki pacuan kuda di Takengon malah sebaliknya. Untuk itu, para pemilik kuda harus melatih dan merawat kuda nya dengan baik.
Berikut foto-foto warga memandikan kuda di pinggir Danau Laut Tawar :
Sumber : atjehpost.com

Sumber : http://acehtourismagency.blogspot.com/2013/01/foto-memandikan-kuda-di-pinggir-danau.html#ixzz2JnyFsYa0

Motif Kerawang Gayo


 
Motif kerawang hanya terdiri dari empat bagian, jikalau adapun tambahan lainnya sudah merupakan hasil dari variasi. Adapun empat bagian itu adalah (1) Emun Berangkat (2) Pucuk Rebong (3) Tapak Tikus dan (4) Tai Kukur.
  1. Emun Berangkat (Awan Berangkat) yang menyerupai huruf S sambung menyambung, putar berputar. Ini melambangkan perjuangan hidup dalam menempuh kehidupan. Suka duka, susah senang, sempit luas. Ada masa-masa tertentu yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tidak ada jalan lurus, yang ada hanya liku-liku mendaki dan menurun. Itu merupakan pakaian hidup untuk berjuang
  2. Pucuk Rebung, menggambarkan bukit barisan atau segitiga sama kaki yang dijahit lurus-lurus dari pendek lebih panjang, lebih panjang lagi, lebih panjang lagi kemudian menurus beberapa kali. demikian berulang-ulang. ini menunjukkan kesatuan ikatan dalam masyarakat baik dalam kedudukan dan dalam hal keadaan. Ada yang rendah ada yang tinggi, ada yang kaya ada yang miskin. Semua bersatu padu.
  3. Tapak tikus dilambangkan sebagai bundaran bulat sebanyak empat buah diantara bundaran itu dipisahkan oleh garis, bundaran kecil ini agak rapat ke tengah. Ini menggambarkan sarak opat yaitu: reje, cing, imem dan petue…..
  4. Tai kukur menyerupai rantai melambangkan rakyat genap mufakat.
Sekarang ini kerawang sudah banyak variarsi tambahan untuk memperindah dan terkadang melupakan makna yang terkandung dari kerawang itu sendiri.
Tulisan ini disadur dari tulisan (Alm) Ayahanda tercinta Drs. Mukthaman Bale dengan judul tulisan “Kerawang Merupakan Aset Daerah”……..

http://fajaruna.blogspot.com

Takengon: Kota di Atas Awan

Takengon
 Takengon: Kota di Atas Awan
Cobalah Anda datang ke Takengon dan nikmati Danau Laut Tawar. Dengan 4 hari di daerah ini adalah gabungan wisata bersepeda, renungan masa lalu, masa depan, dan masa kini. Di sini Anda menikmati keindahan negeri di atas awan dan berwisata kuliner di daerah penghasil kopi nikmat. Alamnya sangat indah dan berbeda dengan dengan tempat wisata sejenis baik di Indonesia maupun tempat lain di dunia ini.
 Takengon: Kota di Atas Awan
Ketika Anda menjelajah jalan berkelok-kelok di samping keretakan indah Gunung Geureundong dalam perjalanan ke Takengon, sebuah kota kecil dengan penduduk tidak lebih dari 230.000 di Aceh Tengah, mata Anda akan terhibur dengan pemandangan visual lewat pohon pinus di sisi Anda, serangkaian vegetasi tropis dihiasi dengan rumah semi permanen, dan wajah tertegun dari anak-anak lokal ketik Labi-Labi anda melewati mereka. Angin dingin akan menyapu wajah Anda, saat Anda melewati lapisan kabut. Di sini, suhu rata-rata hampir permanen sekitar 20 derajat selsius, atau 68 derajat Fahrenheit yang nyaman. 100 kilometer dari tepi barat, kota kecil Takengon yang indah ini menyambut Anda.
Takengon adalah ibu kota Kabupaten Aceh Tengah. Kawasan ini merupakan dataran tinggi yang berhawa sejuk dan memiliki beragam tempat wisata indah di antaranya adalah Danau Laut Tawar, Puteri Pukes, dan Pantan Terong. Kota Takengon terletak berdekatan dengan Kabupaten Bener Meriah, dan sekitar 100 km dari Kota Bireun.
Takegon adalah kota distrik  Aceh Tengah. Menawarkan banyak kelangkaan yang Anda harus lihat. Makanan yang unik dan hal ini harus di catat. Argowisata dan kegiatan di sekitar Danau Laut Tawar merupakan alasan untuk memperpanjang kunjungan anda. Belum lagi legenda seorang putri yang berubah menjadi batu dengan penjaganya yang tak terlihat. Hal ini jauh dari omong kosong bila kita menyebutkan Aceh benar-benar merupakan gerbang rohani ke Indonesia pertama.
Datang dan lihat keidahannya oleh Anda sendiri. Kisah yang Anda ceritakan sepulang dari sini akan terlalu bagus untuk menjadi kenyataan dan terlalu berharga untuk di lewatkan. Inilah Aceh, yang akan membuat permulaan indah dalam perjalanan wisata Anda kepulauan barat Nusantara.
Kota ini dikelilingi oleh pegunungan dan  berada di tengah-tengah di Provinsi Aceh.  Takengon merupakan tujuan wisata yang berada di dataran tinggi Gayo. keindahaan alamnya seolah tersembunyi karena di kelilingi oleh gunung-gunung. Banyak pengunjung seolah tidak ingin pulang lagi setelah mengunjungi wilayah indah ini karena tempatnya sejuk, nyaman, aman, dan masyarakatnya yang ramah.